-->

Permendikbud No.5 Tahun 2015 Kriteria kelulusan Peserta Didik UN

Permendikbud No.5 Tahun 2015 Kriteria kelulusan Peserta Didik UN adalah acuan yang dijadikan untuk kriteria kelulusan siswa-siswi SD/MI yang sederajat, SMP/MTs yang sederajat, SMA/MA yang sederajat, SMK/MAK atau yang sederajat. Untuk bunyi pasal-pasal tentang kriteria kelulusan siswa tahun 2015 ini dapat di baca peraturan mentrinya adalah sebagai berikut :

 PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015

TENTANG

KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK, PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL, DAN PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN KESETARAAN PADA SMP/MTs ATAU YANG SEDERAJAT DAN SMA/MA/SMK ATAU YANG SEDERAJAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang  :                        bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 65 ayat
(6),  Pasal  67  ayat  (3),  dan  Pasal  72  ayat  (2)  Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua                    Atas      Peraturan             Pemerintah   Nomor   19
Tahun  2005   tentang   Standar   Nasional   Pendidikan,   perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
tentang   Kriteria   Kelulusan Peserta Didik, Penyelenggaraan Ujian                   Nasional, dan    Penyelenggaraan                       Ujian Sekolah/Madrasah/ Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs atau Yang Sederajat dan SMA/MA/SMK atau Yang Sederajat;

Mengingat       :     1.   Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan     Nasional     (Lembaran     Negara     Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2.   Peraturan  Pemerintah  Nomor  19  Tahun  2005  tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara  Republik  Indonesia  Nomor  4496)  sebagaimana telah          beberapakali     terakhir           diubah            dengan    Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);

3.   Peraturan  Pemerintah  Nomor  17  Tahun  2010  Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara              Tahun  2010   Nomor   23,   Tambahan   Lembaran Negara Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2010     Tentang     Pengelolaan     dan     Penyelenggaraan
Pendidikan  (Lembaran  Negara  Tahun  2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5157);

4.   Peraturan   Presiden   Nomor   14                 Tahun 2015                   tentang Kementerian Pendidikan     dan     Kebudayaan                   (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 15);

5.   Keputusan Presiden Nomor 121/P  Tahun 2014 tentang Pembentukan   Kementerian   dan   Pengangkatan   Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;

6.   Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun
2007 tentang Standar Isi untuk Program Paket A, Program
Paket B, dan Program Paket C;
7.   Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
8.   Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 3 Tahun
2008   tentang   Standar   Proses   Pendidikan   Kesetaraan
Program  Paket  A/Ula,  Program  Paket  B/Wustha,  dan
Program Paket C;

9.   Peraturan  Menteri  Agama  Republik  Indonesia  Nomor  7
Tahun    2012     tentang     Penyelenggaraan     Pendidikan
Keagamaan Kristen;
10. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam;

11. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Agama Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Sekolah Menengah Agama Katolik;

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 31
Tahun 2014 tentang Kerja Sama Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan oleh Lembaga Pendidikan Asing dengan Lembaga Pendidikan di Indonesia;

13. Peraturan  Menteri  Pendidikan  dan  Kebudayaan  Nomor
129 Tahun 2014 tentang Sekolahrumah;


MEMUTUSKAN :

Menetapkan    :     PERATURAN    MENTERI    PENDIDIKAN    KEBUDAYAAN    TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK, PENYELENGGARAAN UJIAN                        NASIONAL,  DAN  PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN     KESETARAAN      PADA SMP/MTs ATAU YANG SEDERAJAT DAN SMA/MA/SMK ATAU YANG SEDERAJAT

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1.       Satuan  pendidikan  adalah  satuan  pendidikan  dasar  dan  menengah  yang meliputi          Sekolah      Menengah   Pertama/Madrasah        Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah          Menengah   Pertama                Luar  Biasa (SMPLB),     Sekolah                Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Agama Katolik/Sekolah Menengah Teologi Kristen (SMA/MA/SMAK/SMTK), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB),           Sekolah       Menengah   Kejuruan/Madrasah                Aliyah                            Kejuruan (SMK/MAK),  Pusat  Kegiatan  Belajar  Masyarakat  (PKBM),  kelompok  belajar pada Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), dan Pondok Pesantren.

2.   Pendidikan Kesetaraan adalah program pendidikan nonformal yang mencakup
Program Paket B, dan Program Paket C.

3.   Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat              perkembangan   peserta   didik,   tujuan   yang   akan   dicapai,   dan kemampuan yang dikembangkan.

4.   Ujian  Sekolah/Madrasah/Pendidikan  Kesetaraan  selanjutnya  disebut  Ujian S/M/PK adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh sekolah/madrasah/penyelenggara program pendidikan kesetaraan untuk semua mata pelajaran.

5.   Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu.

6.   Ujian  Nasional  Pendidikan  Kesetaraan  adalah  kegiatan  pengukuran  dan penilaian penyetaraan pencapaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu secara nasional pada Program Paket B/Wustha setara SMP/MTs dan Program Paket C setara SMA/MA/SMAK/SMTK.

7.   Ujian kompetensi keahlian adalah ujian nasional yang terdiri atas ujian teori dan ujian praktik kejuruan.

8.   Nilai   Sekolah/Madrasah/Pendidikan  Kesetaraan   selanjutnya   disebut   Nilai S/M/PK adalah nilai gabungan antara Nilai Ujian S/M/PK dan rata-rata nilai rapor atau rata-rata nilai derajat kompetensi (NDK).

9.   Nilai  Ujian  Nasional  yang  selanjutnya  disebut  Nilai  UN  adalah  nilai  yang diperoleh peserta didik dari UN.

10. Kriteria    kelulusan    adalah    persyaratan    pencapaian    minimal    Standar Kompetensi Lulusan dari semua mata pelajaran untuk dinyatakan lulus dari satuan pendidikan.

11. Badan Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disebut BSNP adalah badan mandiri dan profesional yang bertugas untuk menyelenggarakan UN.

12. Program Wustha adalah pendidikan dasar tiga tahun pada Pondok Pesantren Salafiyah                  setingkat    Program    Paket    B    dengan    kekhasan    pendalaman pendidikan agama Islam.

13. Kisi-kisi UN adalah acuan dalam pengembangan dan perakitan soal UN yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

14. Paket naskah soal UN adalah variasi perangkat tes yang paralel, terdiri atas sejumlah butir soal yang dirakit sesuai dengan kisi-kisi UN.

15. Dokumen UN adalah bahan UN yang bersifat rahasia, terdiri atas naskah soal, Compact  Disk  Listening  Comprehension,  lembar  jawaban  yang  sudah  diisi, daftar hadir, dan berita acara.

16. Dokumen  pendukung  UN  adalah  seluruh  bahan  UN  yang  tidak  bersifat rahasia, terdiri atas blanko daftar hadir, blanko lembar jawaban, blanko berita acara,  tata  tertib,  pakta  integritas,  amplop  naskah  dan  amplop  lembar jawaban.

17. Lembar  Jawaban  Ujian  Nasional  yang  selanjutnya  disebut  LJUN  adalah lembaran kertas yang digunakan oleh peserta didik untuk menjawab soal UN.

18. Sertifikat Hasil Ujian Nasional yang selanjutnya disebut SHUN adalah surat keterangan yang berisi Nilai UN serta tingkat capaian kompetensi lulusan.

19. Prosedur  Operasi  Standar  yang  selanjutnya  disebut  POS  adalah  urutan langkah baku yang mengatur teknis pelaksanaan UN dan Ujian S/M/PK yang ditetapkan oleh BSNP.

20. Kementerian   adalah   Kementerian   Pendidikan   dan   Kebudayaan   Republik
Indonesia.

21. Menteri adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

22. Perguruan Tinggi adalah perguruan tinggi negeri yang ditetapkan oleh BSNP sebagai              koordinator   pemindaian   LJUN  SMA   dan   yang  sederajat   kecuali SMALB.

23. Pemerintah adalah pemerintah pusat.

24. Pemerintah     Daerah     adalah     pemerintah     provinsi     atau     pemerintah kabupaten/kota.



BAB II
KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI LULUSAN DALAM UJIAN NASIONAL


Pasal 2


(1) Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik; dan c. lulus Ujian S/M/PK.
(2) Kelulusan peserta didik dari Ujian S/M sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh satuan pendidikan.

(3) Kelulusan peserta didik dari Ujian PK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi.

(4) Kelulusan peserta didik ditetapkan setelah satuan pendidikan menerima hasil
UN peserta didik yang bersangkutan.



Pasal 3


(1) Penyelesaian  seluruh  program  pembelajaran  sebagaimana  dimaksud  dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf a, untuk peserta didik:
a. SMP/MTs dan SMPLB apabila telah menyelesaikan pembelajaran dari kelas
VII sampai dengan kelas IX;
b. SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, dan SMK/MAK apabila telah menyelesaikan pembelajaran dari kelas X sampai dengan kelas XII;
c. SMP/MTs   dan   SMA/MA/SMAK/SMTK  yang   menerapkan   sistem   kredit semester (SKS) apabila telah menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang dipersyaratkan; dan
d. Program Paket B/Wustha dan Program Paket C, apabila telah menyelesaikan keseluruhan derajat kompetensi masing-masing jenjang program.

(2) SMP/MTs   dan    SMA/MA/SMAK/SMTK   yang    menerapkan    sistem    SKS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c harus memiliki izin dari dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor wilayah kementerian agama provinsi/kantor                   kementerian               agama     kabupaten/kota     sesuai     dengan kewenangan masing-masing.

(3) Ketentuan keikutsertaan peserta didik dari sekolah penyelenggara sistem SKS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diatur dalam POS UN.

Pasal 4


(1) Kriteria kelulusan peserta didik dari Ujian S/M untuk semua mata pelajaran sebagaimana   dimaksud   dalam   Pasal   2   huruf   c   ditetapkan   oleh   satuan pendidikan berdasarkan perolehan Nilai S/M.

(2) Kriteria kelulusan peserta didik dari Ujian PK untuk semua mata pelajaran sebagaimana                       dimaksud   dalam   Pasal   2   huruf   c   ditetapkan   oleh   Dinas Pendidikan  Provinsi  berdasarkan  perolehan  Nilai  PK  dari  PKBM/kelompok belajar pada SKB.

(3) Kriteria kelulusan peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) mencakup minimal rata-rata nilai dan minimal nilai setiap mata pelajaran yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.

(4) Nilai S/M/PK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diperoleh dari gabungan:
a. Rata-rata nilai rapor dengan bobot 50% (lima puluh persen) sampai dengan
70% (tujuh puluh persen):
1. semester I sampai dengan semester V atau yang setara pada SMP/MTs, SMPLB, dan Paket B/Wustha;
2. semester    III    sampai   dengan   semester    V    atau    yang   setara    pada
SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, dan Paket C;
3. semester I sampai dengan semester V atau yang setara bagi SMP/MTs dan
SMA/MA/SMAK/SMTK yang menerapkan sistem SKS.
b. Nilai  Ujian  S/M/PK  dengan  bobot  30%  sampai dengan  50% (lima puluh persen).

(5) Total bobot nilai rapor dan nilai Ujian S/M/PK 100% (seratus persen).

(6) Nilai  S/M/PK  dilaporkan  dalam  rentang  nilai  0  (nol)  sampai  dengan  100 (seratus).

Pasal 5


Kelulusan peserta didik dari:
a.   SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK ditetapkan oleh setiap satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rapat dewan guru.
b.   Program   Paket   B/Wustha   dan   Program   Paket   C   ditetapkan   oleh   Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melalui rapat pleno dengan melibatkan perwakilan dari satuan pendidikan nonformal.

Pasal 6


(1) Setiap peserta didik yang telah mengikuti UN akan mendapatkan SHUN. (2) SHUN sekurang-kurangnya berisi:
a. biodata siswa,
b. nilai hasil UN untuk setiap mata pelajaran yang diujikan, dan
c. tingkat pencapaian kompetensi lulusan untuk setiap mata pelajaran yang diujikan.

(3) Nilai  hasil  UN  dilaporkan  dalam  rentang  nilai  0  (nol)  sampai  dengan  100 (seratus).

(4) Tingkat pencapaian kompetensi lulusan seperti yang dimaksud pada ayat (1)
disusun dalam kategori sebagai berikut.
a. sangat baik, jika nilai lebih dari 85 (delapan puluh lima) dan kurang dari atau sama dengan 100 (seratus);

b. baik, jika nilai lebih dari 70 (tujuh puluh) dan kurang dari atau sama dengan
85 (delapan puluh lima);
c. cukup, jika nilai lebih dari 55 (lima puluh lima) dan kurang dari atau sama dengan 70 (tujuh puluh); dan
d. kurang, jika nilai kurang dari atau sama dengan 55 (lima puluh lima).


BAB III
PERSYARATAN PESERTA DIDIK MENGIKUTI UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN KESETARAAN

Pasal 7


(1) Persyaratan peserta didik pada jalur formal yang mengikuti UN:
a. telah atau pernah berada pada tahun terakhir pada suatu jenjang pendidikan di satuan pendidikan; dan
b. memiliki   laporan   lengkap   penilaian   hasil   belajar   pada   suatu   jenjang pendidikan di satuan pendidikan tertentu mulai semester I sampai dengan semester V.

(2) Persyaratan peserta pendidikan kesetaraan yang mengikuti UN:
a. berasal    dari   PKBM,   kelompok   belajar   pada   SKB,   Pondok   Pesantren penyelenggara Program Wustha, atau kelompok belajar sejenis; dan
b. memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada Pendidikan Kesetaraan.

(3) Ketentuan  lebih   lanjut   mengenai   persyaratan   peserta   didik   sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.

Pasal 8


(1) Persyaratan peserta didik mengikuti Ujian S/M diatur dalam POS Ujian S/M yang          ditetapkan   oleh   satuan   pendidikan   dan   dilaporkan   kepada   dinas pendidikan kabupaten/kota, kantor kementerian agama atau kantor wilayah kementerian agama sesuai dengan kewenangan.

(2) Persyaratan peserta didik mengikuti Ujian PK diatur dalam POS Ujian PK yang ditetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota, kantor kementerian agama atau kantor wilayah kementerian agama sesuai dengan kewenangan.



BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA DIDIK DALAM UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN KESETARAAN


Pasal 9

(1) Peserta didik yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan
Pasal 8 berhak mengikuti Ujian S/M/PK, dan UN.

(2) Peserta didik berkebutuhan khusus meliputi tunanetra, tunarungu, tunadaksa ringan, dan tunalaras yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8 berhak mengikuti Ujian S/M/PK, dan UN.

(3) Peserta  didik  yang  karena  alasan  tertentu  dengan  disertai  bukti  yang  sah berhalangan mengikuti UN Utama dapat mengikuti UN Susulan sesuai jadwal yang diatur dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.

(4) Peserta UN jenjang SMA/MA/SMAK/SMTK, SMK/MAK, dan Program Paket C yang mencapai kompetensi lulusan dengan kategori kurang pada suatu mata pelajaran dapat mengikuti UN perbaikan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak peserta didik dalam UN diatur dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak peserta didik dalam Ujian S/M/PK diatur dalam POS Ujian S/M/PK.

BAB V
PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN KESETARAAN


Pasal 10


Satuan  pendidikan  melaksanakan  Ujian  S/M/PK  untuk  semua  mata  pelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku.


Pasal 11


Ujian  S/M/PK  dilaksanakan  oleh  satuan pendidikan sesuai dengan POS Ujian
S/M/PK.

Pasal 12


Ujian S/M/PK dilaksanakan sebelum pelaksanaan UN sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan.

Pasal 13


(1)   Nilai    S/M/PK    untuk    SMP/MTs/SMPLB,    Program    Paket     B/Wustha, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, dan Program Paket C diterima oleh         Panitia   UN   Tingkat   Pusat   paling   lambat   7   (tujuh)  hari   sebelum pelaksanaan UN.

(2)   Ketentuan lebih lanjut mengenai penyerahan dan penerimaan Nilai S/M/PK beserta  pembobotannya  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  diatur  lebih lanjut dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.



BAB VI
PENYELENGGARAAN, PELAKSANAAN, DAN PENGAWASAN UJIAN NASIONAL


Pasal 14


(1)   BSNP   menyelenggarakan   UN   bekerja   sama   dengan   instansi   terkait   di lingkungan Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan satuan pendidikan.

(2)   BSNP sebagai Penyelenggara UN bertugas:
a.   menelaah dan menetapkan kisi-kisi UN;
b.   menyusun dan menetapkan POS pelaksanaan UN;
c.   menelaah dan menetapkan naskah soal UN;
d.   memberikan rekomendasi kepada Menteri tentang pembentukan Panitia
UN Tingkat Pusat;
e.   melakukan koordinasi persiapan dan pengawasan pelaksanaan UN secara nasional; dan
f.    melakukan evaluasi dan menyusun rekomendasi perbaikan pelaksanaan
UN.
(3)   Panitia UN tingkat Pusat ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

(4)   Panitia  UN  tingkat  Provinsi  ditetapkan  dengan  Keputusan  Gubernur  dan bertanggung jawab kepada Panitia UN tingkat Pusat.

(5)   Panitia  UN  tingkat  Provinsi  terdiri  atas  dinas  pendidikan  provinsi,  kantor wilayah               kementerian    agama    provinsi,   perguruan   tinggi,   dan    lembaga penjaminan mutu pendidikan.

(6)   Panitia    UN    tingkat    Kabupaten/Kota    ditetapkan    dengan    Keputusan
Bupati/Wali Kota dan bertanggung jawab kepada Panitia UN tingkat Provinsi.

(7)   Panitia    UN    tingkat    Kabupaten/Kota    terdiri    atas    dinas    pendidikan kabupaten/kota dan kantor kementerian agama kabupaten/kota.

(8)   Panitia UN tingkat Satuan Pendidikan ditetapkan dengan Keputusan kepala dinas pendidikan kabupaten/kota dan bertanggung jawab kepada Panitia UN tingkat Kabupaten/Kota.

(9)   Panitia   UN   tingkat   Satuan   Pendidikan   terdiri   atas   satuan   pendidikan penyelenggara UN dan satuan pendidikan yang bergabung.

(10) Panitia  UN  tingkat  Pusat,  Panitia  UN  tingkat  Provinsi,  Panitia  UN  tingkat Kabupaten/Kota, dan Panitia UN tingkat Satuan Pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan dan mengawasi UN.

(11) Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  pelaksanaan  dan  pengawasan  UN  diatur dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.



Pasal 15


(1)   UN terdiri atas UN Utama, UN Susulan, dan UN Perbaikan.

(2)   UN Utama untuk SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, dan Program
Paket C dilaksanakan pada bulan April tahun 2015.

(3)   UN Susulan untuk SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK, dan Program
Paket C dilaksanakan satu minggu setelah UN Utama.

(4)   UN Perbaikan SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK dan Program Paket
C dilaksanakan pada tahun 2016.

(5)   Ujian praktik kejuruan untuk SMK/MAK dilaksanakan paling lambat satu bulan sebelum penyelenggaraan UN Utama.

(6)   UN   Utama    untuk   SMP/MTs,   SMPLB,   dan   Program   Paket   B/Wustha dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2015.

(7)   UN   Susulan   untuk   SMP/MTs,   SMPLB,   dan   Program   Paket   B/Wustha dilaksanakan satu minggu setelah UN Utama.

(8)   UN  Perbaikan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  tidak  berlaku  untuk
SMP/MTs, SMPLB, Program Paket B/Wustha.

(9)   Kelulusan  peserta  didik  dari  satuan  pendidikan  diumumkan  oleh  satuan pendidikan paling lambat satu bulan setelah pelaksanaan UN Utama.

(10) Ketentuan      lebih      lanjut      mengenai      pelaksanaan      UN      Perbaikan SMA/MA/SMAK/SMTK, SMALB, SMK/MAK dan Program Paket C  diatur lebih lanjut dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.



Pasal 16

Mata pelajaran yang diujikan pada UN diatur lebih lanjut dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.
Pasal 17


(1) Ujian  kompetensi  keahlian  pada  SMK/MAK  terdiri  atas  teori  kejuruan  dan praktik kejuruan.

(2) Ujian teori kejuruan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi di bawah koordinasi                     Direktorat    Pembinaan    SMK    Kementerian    Pendidikan    dan Kebudayaan.

(3) Ujian praktik kejuruan dilaksanakan oleh satuan pendidikan bersama dunia industri dan/atau asosiasi profesi.

(4) Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  ujian  kompetensi  keahlian  sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.



Pasal 18

Orang perseorangan, kelompok, dan/atau lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan UN wajib menjaga kejujuran, kerahasiaan, keamanan, dan kelancaran pelaksanaan UN.

Pasal 19

Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan sosialisasi UN.



Pasal 20


(1) Pelaksanaan   UN   SMP/MTs,  SMA/MA/SMAK/SMTK  dan   SMK/MAK  dapat dilakukan melalui  ujian  berbasis  kertas  (Paper  Based  Test) dan/atau  ujian berbasis komputer (Computer Based Test).

Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  pelaksanaan  UN  sebagaimana  dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dalam POS UN yang ditetapkan oleh BSNP.
Pasal 21
  (1) Hasil UN digunakan untuk :
a. pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
b. pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; dan
c. pertimbangan  dalam  pembinaan  dan  pemberian  bantuan  kepada  satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

(2) Kementerian    memetakan    hasil    UN    pada    tingkat    satuan    pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.



BAB VII
BAHAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN KESETARAAN DAN UJIAN NASIONAL


Pasal 22

(1) Kisi-kisi Ujian S/M disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan.
(2) Kisi-kisi Ujian PK disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang ditetapkan oleh BSNP.
(3) Kisi-kisi UN disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. (4) Kisi-kisi UN untuk muatan keagamaan berdasarkan kurikulum yang ditetapkan
oleh Kementerian Agama.

(5) Kisi-kisi UN sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) menggunakan kisi-kisi UN sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan BSNP.



Pasal 23


(1) Satuan pendidikan menyusun naskah soal Ujian S/M/PK berdasarkan kisi-kisi
Ujian S/M/PK.
(2) Panitia UN Tingkat Pusat menyusun naskah soal UN berdasarkan kisi-kisi UN. (3) Panitia UN Tingkat Pusat menyiapkan paket naskah soal UN yang dipilih dari
bank soal sesuai dengan kisi-kisi UN.

(4) BSNP menelaah dan menetapkan naskah soal UN yang mekanismenya diatur dalam POS UN.

(5) Naskah  soal  UN  sebelum  dan  sesudah  pelaksanaan  UN  termasuk  dalam klasifikasi dokumen negara yang bersifat rahasia sampai ditentukan lain oleh Badan Penelitian dan Pengembangan.

(6) Naskah soal UN praktik kejuruan tidak termasuk naskah yang bersifat rahasia.



Pasal 24


(1) Penyiapan   dan   penggandaan   bahan   Ujian   S/M   dilakukan   oleh   satuan pendidikan.

(2) Penyiapan dan penggandaan bahan Ujian PK dilakukan oleh satuan pendidikan kesetaraan    di   bawah   koordinasi   dan   pengawasan    panitia   UN   Tingkat Kabupaten/Kota.

(3) Penggandaan  bahan  UN  SMP/MTs,  SMPLB  dan  Program  Paket  B/Wustha, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMK/MAK, SMALB, Program Paket C dilakukan pada tingkat provinsi atau gabungan beberapa provinsi oleh kelompok kerja Unit Layanan Pelelangan Badan Penelitian dan Pengembangan dengan melibatkan perwakilan dari masing-masing provinsi.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengaturan penggandaan dan pendistribusian bahan UN, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.



BAB VIII
BIAYA UJIAN SEKOLAH/MADRASAH/PENDIDIKAN KESETARAAN DAN
UJIAN NASIONAL


Pasal 25

(1) Biaya pelaksanaan Ujian S/M/PK menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan satuan pendidikan yang bersangkutan.

(2) Biaya   penyelenggaraan   dan   pelaksanaan    UN    menjadi   tanggung   jawab
Pemerintah dan pemerintah daerah.
Pasal 26

Pemerintah, pemerintah daerah, dan satuan pendidikan dilarang memungut biaya pelaksanaan   UN   dari   peserta   didik,   orang   tua/wali,   dan/atau   pihak   yang membiayai peserta didik.
BAB IX SANKSI

Pasal 27

(1) Orang perseorangan, kelompok, dan/atau lembaga yang terbukti melakukan pelanggaran atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelanggaran dan sanksi diatur dalam POS UN
yang ditetapkan oleh BSNP.

BAB X PENUTUP

Pasal 28

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 144 Tahun 2014 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 29

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar   setiap   orang   mengetahuinya,   memerintahkan   pengundangan   Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal  12 Maret 2015
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA, TTD
ANIES BASWEDAN

Diundangkan di Jakarta pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

TTD

YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR
 

  Untuk Permenlengkapnya dapat di download di sini

 
 

0 Response to "Permendikbud No.5 Tahun 2015 Kriteria kelulusan Peserta Didik UN"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel